Blogroll

Ruud Gullit

The Black Tulip

Robin Van Persie

The Flying Dutchman

Oliver Khan

The Der Titan

Manuel Neuer

Penerus Oliber Khan

Eid Mubarak

Selamat Merayakan Idul Fitri, mohon maaf, lahir, dan batin.

Wednesday, May 8, 2024

Laporan :0

 Laporan ucapan selamat idul Fitri 1445 H

tanggal : 8 Mei 2024

Tujuan : memberi tau bahwa selamat bulan Idul Fitri mohon maaf lahir dan batin

metode : menggunakan Adobe Express

Hasil :

Kesimpulan :

Hanya ingin menyampaikan bahwa eid mubarak

Wednesday, January 24, 2024

Ruud Gullit

Ruud Gullit: The Black Tulip

Ruud Gullit lahir pada 1 September 1962, Ia ada pemain sepak bola yang berasal dari Negara Kincir Angin (Belanda). Ia bersama Marco Van Basten, dan Frank Rijkaard merupakan bagian dari Trio Belanda yang Legend di telinga AC Milan akhir 1980-an hingga awal 1990-an dan memenagkan Piala Eropa UEFA 1988.  Ruud Gullit lahir di Amsterdam sebagai anak di luar nikah (anak alam) dari seorang Muslim yaitu George Gullit dan Ria Dil.

Ia, dapat bermain di segala posisi, kemampuan tersebut dapat Gullit lakukan asal dia mampu bermain di 9 posisi seperti striker, right winger (sayap kanan), central midfilder (gelandang), central attacking midfilder (gelandang serang), gelandang defend midfilder (gelandang bertahan), dan lain sebagainya


Pemula di HCH Haarlem

Gullit mulai karirnya di dunia sepakbola bersama HCH Haarlem, klub yang berbasis di provinsi Holland Utara. Keberasilannya bersama HCH Haarlem menarik perhatihan klub-klub menengah. ia membuat langkah cerdas dengan kepindahan ke Haarlem II, Haarlem, Feynoord Rotterdam, dan PSV Eindhoven untuk meningkatkan kemampuannya.

Piala Euro 1988


Ruud Gullit memiliki warisan yang cermelang di tingkat internasional. Ia mewakili Belanda dalam beberapa turnamen besar, termasuk dengan kejuaraan Euro 1988 dengan pemain berbakat lain seperti Van Basten, Frank Rijkard  membawa kemenangan untuk Belanda.





Piala EUFA Champions League

Pada tahun yang sama, Ruud Gullit memutuskan untuk pindah ke AC Mian. Keputusannya tidak salah, akhirnya ia mendapatkan Piala UCL dengan Trio maut belanda yaitu Van Basten, Frank Rijkaard, Dan Ruud Gullit selama 5 musim.

Wednesday, January 17, 2024

Estadi Johan Cruyff

 Mengenal Lebih Dekat: Estadi Johan Cruyff, Rumah Baru untuk Inspirasi Sepak Bola Total

Di dunia sepak bola, stadion bukan hanya tempat pertandingan, tetapi juga simbol identitas, kebanggaan, dan warisan olahraga. Salah satu stadion yang mencuri perhatian dalam beberapa tahun terakhir adalah Estadi Johan Cruyff, sebuah fasilitas megah yang dinamai setelah salah satu legenda sepak bola terbesar, Johan Cruyff.


Mengapa Dinamakan Johan Cruyff?

Estadi Johan Cruyff terletak di kompleks olahraga Ciutat Esportiva Joan Gamper, Barcelona, Spanyol. Stadion ini diresmikan pada tanggal 27 Agustus 2019, dan menjadi rumah bagi FC Barcelona B, tim cadangan dari FC Barcelona. Nama Johan Cruyff dipilih sebagai penghormatan atas kontribusi besar yang diberikannya kepada klub dan sepak bola dunia.


Johan Cruyff, seorang ikon sepak bola Belanda, dikenal karena filosofi permainannya yang dikenal sebagai "Total Football." Dia bukan hanya seorang pemain yang brilian tetapi juga seorang manajer yang mengubah wajah sepak bola. Melalui penamaan stadion ini, Barcelona berusaha untuk mewariskan warisan dan semangat inovatif yang ditanamkan oleh Cruyff kepada generasi mendatang.


Desain Modern dan Fungsional

Estadi Johan Cruyff membanggakan desain modern dan fungsional. Dengan kapasitas sekitar 6.000 penonton, stadion ini memberikan pengalaman yang intim dan mendalam kepada para penontonnya. Fasilitas modern seperti kursi yang nyaman, layar LED yang besar, dan aksesibilitas yang baik membuat pengunjung merasa seperti sedang mengalami pertandingan dengan kenyamanan penuh.


Selain menjadi rumah bagi FC Barcelona B, Estadi Johan Cruyff juga digunakan untuk pertandingan-pertandingan level akademi, turnamen remaja, dan acara sepak bola lainnya. Stadion ini menciptakan lingkungan yang inspiratif bagi pemain muda untuk berkembang dan mengasah keterampilan mereka di bawah naungan nama besar Barcelona.


Hubungan dengan La Masia

Estadi Johan Cruyff bukan hanya stadion biasa. Ini juga menjadi bagian integral dari kompleks La Masia, pusat pengembangan pemain muda FC Barcelona. La Masia telah menghasilkan beberapa pemain terbaik dunia, seperti Lionel Messi, Andres Iniesta, dan Xavi Hernandez. Dengan Estadi Johan Cruyff, klub berusaha menciptakan alur pengembangan yang mulus dari akademi ke tim utama, sejalan dengan visi Johan Cruyff untuk menciptakan pemain sepak bola yang komplet.


Dukungan Penuh dari Komunitas

Sejak diresmikan, Estadi Johan Cruyff telah mendapatkan dukungan penuh dari komunitas sepak bola dan penggemar. Stadion ini tidak hanya menjadi tempat untuk menyaksikan pertandingan, tetapi juga sebagai tempat yang membangkitkan semangat kepemimpinan, inovasi, dan kecintaan terhadap permainan.


Kesimpulan

Estadi Johan Cruyff adalah bukti nyata komitmen FC Barcelona terhadap pengembangan sepak bola total, sebuah warisan yang ditinggalkan oleh legenda seperti Johan Cruyff. Stadion ini bukan hanya tempat bersejarah untuk pertandingan sepak bola, tetapi juga sebagai simbol inspirasi bagi generasi baru pemain yang bermimpi menjadi bintang sepak bola masa depan.

Wednesday, January 10, 2024

Oliver Khan

Oliver Khan: Sang Der Titan

 Oliver Rolf Kahn (lahir 15 Juni 1969) adalah mantan pemain sepak bola asal Jerman. Selama berkarier dalam sepak bola, ia bermain sebagai penjaga gawang. Tubuh Oliver setinggi 188 cm. Ia tampil sebanyak 86 kali penampilan untuk tim nasional sepak bola Jerman. Ia bermain untuk negaranya (sejak 1995) dan klub Bayern München (sejak 1994) dan 429 kali tampil untuk klub tersebut. Dia berjuluk Der Titan karena cara bermain sepak bolanya.


Ia juga berpartisipasi di Kejuaraan Eropa UEFA 1996, Kejuaraan Eropa UEFA 2000, dan Kejuaraan Eropa UEFA 2004 serta di Piala Dunia FIFA 1994, Piala Dunia FIFA 1998, Piala Dunia FIFA 2002 dan Piala Dunia FIFA 2006. Pada Piala Dunia FIFA 1998 dan Piala Dunia FIFA 2006, Oliver tidak terpilih menjadi penjaga gawang utama tapi hanya sebagai penjaga gawang kedua untuk tim nasional sepak bola Jerman.


Oliver Kahn merupakan salah satu pemain legenda dalam sejarah sepak bola di Jerman dan Eropa. Ia merupakan penjaga gawang yang tangguh, memiliki daya juang yang tinggi dan kepemimpinan yang tegas. Terbukti ia mampu menyabet gelar penjaga gawang terbaik dunia versi Federasi Sejarah & Statistik Sepak Bola Internasional pada tahun 1999, 2000, dan 2002, serta menjadi kapten di tim nasional sepak bola Jerman (2001-2004) dan Bayern München (2002-2008).


Prestasi

Karlsruher SC II


Oberliga Baden-Württemberg: 1989–90

Verbandsliga Nordbaden: 1988–89

Bayern Munchen


Bundesliga: 1996–97, 1998–99, 1999–2000, 2000–01, 2002–03, 2004–05, 2005–06, 2007–08

Piala DFB: 1997–98, 1999–2000, 2002–03, 2004–05, 2005–06, 2007–08

Piala Liga DFL: 1997, 1998, 1999, 2000, 2004, 2007

Liga Champions UEFA: 2000–01

Liga Eropa UEFA: 1995–96

Piala Interkontinental: 2001

Internasional

Jerman


UEFA European Championship: 1996

Thursday, November 30, 2023

Neuer

Manuel Neuer: Sang Muralis Jantung Pertahanan

Manuel Neuer, lahir pada 27 Maret 1986 di Gelsenkirchen, Jerman, adalah salah satu kiper terbaik dalam sejarah sepakbola modern. Dengan keberanian, keterampilan, dan visinya yang luar biasa, Neuer telah menciptakan reputasi sebagai "sang muralis jantung pertahanan."


Pemula di FC Schalke 04

Neuer memulai kariernya di dunia sepakbola bersama FC Schalke 04, klub yang berbasis di kota kelahirannya. Keberhasilannya bersama Schalke segera menarik perhatian klub-klub besar, dan pada tahun 2011, ia membuat langkah besar
dengan pindah ke Bayern Munich.


Evolusi Gaya Bermain

Manuel Neuer dikenal dengan gaya bermainnya yang revolusioner. Ia tidak hanya sebatas kiper, tetapi juga seorang sweeper keeper. Keberaniannya keluar dari kotak penalti untuk membersihkan bola atau bahkan menghentikan serangan lawan menjadikannya unik dan sangat efektif. Gaya ini menciptakan dimensi baru dalam peran kiper.


Sukses Bersama Bayern Munich

Bersama Bayern Munich, Neuer meraih berbagai gelar domestik dan internasional. Musim 2012-2013 menjadi salah satu musim terbaiknya ketika Bayern memenangkan treble, yaitu Liga Champions UEFA, Bundesliga, dan DFB-Pokal. Neuer menjadi kunci dalam kesuksesan tersebut, dengan penampilan gemilangnya dan kemampuannya menyelamatkan situasi sulit.


Pencapaian Individu dan Timnas Jerman

Neuer juga memainkan peran penting dalam kesuksesan timnas Jerman. Ia adalah kiper utama Jerman saat mereka memenangkan Piala Dunia FIFA 2014 di Brasil. Penampilannya yang konsisten dan kemampuannya menyelamatkan tendangan penalti membuatnya menjadi salah satu kiper terbaik dalam turnamen tersebut.


Peningkatan Teknologi Bola Mati

Neuer tidak hanya andal dalam menghentikan tendangan, tetapi juga terampil dalam membangun serangan dari belakang. Kemampuannya dalam mengatur pertahanan dan memberikan distribusi bola yang akurat memainkan peran besar dalam strategi Bayern Munich dan Jerman.


Dedikasi dan Warisan

Diluar kemampuannya di lapangan, Neuer juga diakui karena kepribadian dan kepemimpinannya di dalam tim. Dedikasinya pada olahraga ini dan kontribusinya dalam mendorong perubahan dalam peran kiper telah membuatnya menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda.


Kesimpulan

Manuel Neuer bukan hanya kiper biasa. Ia adalah inovator dalam posisinya, menggabungkan keberanian, keterampilan teknis, dan kepemimpinan yang membuatnya menjadi salah satu kiper terbaik sepanjang masa. Dari kariernya yang sukses dengan Bayern Munich hingga membawa trofi Piala Dunia untuk Jerman, Neuer telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam dunia sepakbola.


Wednesday, November 22, 2023

Van Persie

Robin van Persie, lahir pada 6 Agustus 1983 di Rotterdam, Belanda, adalah salah satu striker paling berbakat dan dihormati dalam sejarah sepakbola modern. Karier sepakbolanya yang cemerlang diwarnai dengan prestasi, gol-gol indah, dan kontribusinya yang besar bagi klub dan timnas Belanda.


Awal Karier

Van Persie memulai kariernya di dunia sepakbola bersama klub Feyenoord, tim kota kelahirannya. Kebolehannya dalam mencetak gol dan kemampuan teknikalnya segera menarik perhatian klub-klub besar. Pada tahun 2004, ia bergabung dengan Arsenal di Liga Inggris di bawah manajer Arsène Wenger.


Puncak Karier di Arsenal

Bersama Arsenal, Van Persie mencapai puncak performanya. Musim 2011-2012 menjadi momen magisnya, di mana ia menjadi top scorer Premier League dengan mencetak 30 gol. Keakuratannya dalam tendangan, kelincahannya, dan keahliannya mencetak gol dari berbagai situasi membuatnya diakui sebagai salah satu striker terbaik di dunia.


Transisi ke Manchester United

Pada tahun 2012, Van Persie membuat langkah kontroversial dengan pindah ke rival Arsenal, Manchester United. Keputusannya ini terbayar lunas, karena ia segera membawa gelar Liga Premier ke Old Trafford dalam musim pertamanya. Gol-gol pentingnya dan pemahaman taktis dengan rekan setimnya membuatnya dihormati oleh para penggemar Manchester United.


Kontribusi untuk Timnas Belanda

Van Persie juga berperan besar untuk timnas Belanda. Ia adalah bagian integral dari beberapa turnamen besar, termasuk Piala Dunia FIFA dan Kejuaraan Eropa UEFA. Puncaknya terjadi pada Piala Dunia 2014 di Brasil, di mana ia mencetak gol-gol brilian, termasuk gol spektakuler melawan Spanyol.


Pensiun dan Warisan

Pada tahun 2019, Robin van Persie mengumumkan pensiun dari sepakbola profesional. Warisannya sebagai seorang striker murni dengan naluri mencetak gol yang luar biasa tetap dikenang. Van Persie tidak hanya menjadi inspirasi bagi generasi pemain muda, tetapi juga membangun reputasi sebagai pemain dengan dedikasi dan profesionalisme tinggi.


Kesimpulan

Robin van Persie adalah contoh nyata seorang pemain yang melalui perjalanan karier yang penuh tantangan dan prestasi gemilang. Dari awal yang bersinar di Feyenoord hingga memenangkan gelar Liga Premier dengan dua klub top, kontribusinya untuk sepakbola tidak dapat diragukan lagi. Van Persie, dengan kepiawaiannya dalam mencetak gol dan dedikasinya pada permainan, tetap menjadi salah satu legenda sepakbola Belanda yang tak terlupakan.

Thursday, November 2, 2023

Karir Zinédine Zidane {sebagai manager}

 

Manajer Sepak Bola[sunting | sunting sumber]

Setelah mengarungi dunia sepak bola sebagai pemain akhirnya Zidane memutuskan untuk menjadi pelatih dan manajer sepak bola. Dia tidak dimungkiri lagi adalah seorang pemain sepak bola yang hebat pada zamannya. Zidane banyak meraih banyak penghargaan sebagai pemain sepak bola. Karier sebagai seorang manajer sepak bola akan baru menempuh pembuktian ketika dia terpilih sebagai manajer Real Madrid pasca pemecatan Rafa Benitez pada bulan Januari 2016.

Pertandingan pertamanya sebagai manajer baru klub berlangsung lima hari kemudian, ketika Real Madrid mengalahkan Deportivo La Coruña 5-0 dalam pertandingan La Liga. Dalam El Clásico pertamanya sebagai pelatih, yang diadakan pada 2 April di Camp Nou, Zidane memimpin klubnya meraih kemenangan 2-1 atas Barcelona untuk mengakhiri rekor 39 pertandingan tak terkalahkan Barca.

Pada tanggal 4 Mei, Zidane memimpin Real Madrid ke tempat di Final Liga Champions UEFA 2016 dengan mengalahkan Manchester City 1-0 secara agregat. Di La Liga, Real Madrid menjadi runner up, hanya terpaut satu poin dari Barcelona. Di final Liga Champions pada tanggal 28 Mei, Real Madrid mengalahkan sesama klub Madrid Atlético Madrid dalam adu penalti untuk merebut Piala Eropa ke-11 (La Undécima) dalam sejarah klub. Zidane menjadi orang ketujuh yang memenangkan Piala Eropa (sekarang Liga Champions UEFA) baik sebagai pemain dan pelatih dan orang kedua (setelah Miguel Muñoz) yang memenangkan trofi bersama Real Madrid sebagai pemain dan pelatih, dan yang pertama Pelatih Prancis, kecuali Prancis-Argentina Helenio Herrera.

Dalam musim penuh pertamanya sebagai pelatih, Real Madrid mencatat rekor klub 16 kemenangan La Liga berturut-turut dengan mengalahkan Espanyol 2-0 pada tanggal 18 September 2016, menyalip rekor mereka sebelumnya 15 pertandingan pada 1960-61 dan menyamai rekor berturut-turut Kemenangan La Liga atas Barcelona ditetapkan pada 2010–11. Pada 18 Desember, Real Madrid mengalahkan klub Jepang Kashima Antlers 4–2 di final Piala Dunia Antarklub FIFA 2016, dengan Cristiano Ronaldo mencetak hat-trick.

Pada 12 Januari 2017, hasil imbang Madrid melawan Sevilla FC di leg kedua babak 16 besar Copa del Rey membuatnya memenangkan pertandingan ke-40 berturut-turut tanpa kekalahan – menciptakan rekor Spanyol baru, mengalahkan rekor 39 pertandingan tak terkalahkan Luis Enrique bersama Barcelona. Zidane kemudian membawa Madrid meraih gelar La Liga, yang ke-33 dalam sejarah, dengan mengalahkan Málaga 2-0.

Pada 3 Juni 2017, Zidane memimpin Real Madrid meraih kemenangan 4-1 melawan klub Italia Juventus di Final Liga Champions UEFA 2017 di Cardiff untuk merebut Piala Eropa ke-12 klub (La Duodécima). Kemenangan ini berarti bahwa Madrid adalah tim pertama yang memenangkan Liga Champions back-to-back, serta mencatat gelar ganda pertama Zidane sebagai pelatih, dan klub pertama sejak 1956-1957. Dengan kemenangan Liga Champions, Zidane menjadi manajer kedua yang memenangkan Piala Eropa dalam dua musim pertamanya dalam manajemen, bersama dengan sesama pelatih Real Madrid José Villalonga.

Dia kemudian memenangkan Piala Super UEFA 2017 2-1 melawan Manchester United pada 8 Agustus. Ini berarti Zidane adalah manajer pertama yang memenangkan dua Piala Super UEFA berturut-turut sejak Milan asuhan Arrigo Sacchi pada 1990. Lima hari kemudian, Real Madrid mengalahkan Barcelona di Camp Nou 1-3 di leg pertama Piala Super Spanyol 2017. Tiga hari kemudian, Real memenangkan leg kedua dengan agregat 2-0, 5-1, sekaligus mengakhiri rekor skor beruntun Barcelona di El Clásico. Gelar ini
mengikat Zidane dengan Vicente del Bosque sebagai pelatih Real Madrid tersukses ketiga dengan 7 gelar, terpaut satu gelar dari Luis Molowny, namun masih terpaut 7 gelar dari Miguel Muñoz. Ini juga berarti, bahwa pada saat itu, Zidane telah memenangkan banyak gelar dalam posisi kepelatihannya di Real Madrid seperti halnya kekalahan selama masa jabatannya. Kesuksesan Zidane membuatnya dinobatkan sebagai Pelatih Pria Terbaik FIFA pada tahun 2017. Pada bulan Desember 2017, Zidane memenangkan trofi kedelapan sebagai pelatih ketika Real mengalahkan Grêmio di Piala Dunia Antarklub FIFA 2017 di Uni Emirat Arab. Pada tanggal 26 Mei, Zidane memenangkan Liga Champions untuk ketiga kalinya berturut-turut, mengalahkan Liverpool 3-1 di final. Dia menjadi salah satu dari tiga manajer, bersama Bob Paisley dan Carlo Ancelotti, untuk memenangkan Piala Eropa tiga kali, sementara juga menjadi pelatih pertama yang memenangkan trofi dalam tiga musim berturut-turut.

Pada tanggal 31 Mei, lima hari setelah final Liga Champions, Zidane mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pelatih Real Madrid, dengan alasan "perlunya perubahan" klub sebagai alasannya untuk pergi.

Kembali ke Real Madrid[sunting | sunting sumber]

Menyusul beberapa hasil buruk untuk Real Madrid dalam beberapa bulan setelah kepergian Zidane – yang berpuncak pada eliminasi dari babak semifinal Copa del Rey di kandang sendiri dari Barcelona, kekalahan liga dari lawan yang sama di tempat yang sama yang membuka selisih 12 poin antara klub, dan kekalahan kandang 4-1 yang tak terduga dari Ajax di Liga Champions yang mengakhiri kesuksesan jangka panjang dalam kompetisi itu, semua dalam waktu seminggu – mantan rekan setimnya Santiago Solari (yang sendiri hanya memiliki telah menjabat selama lima bulan, setelah masa jabatan Julen Lopetegui yang sama singkatnya) dipecat dan Zidane kembali sebagai pelatih kepala Real Madrid pada 11 Maret 2019, dengan kontrak hingga musim panas 2022.

Pada 16 Juli 2020, Zidane memenangkan La Liga untuk kedua kalinya dalam karier kepelatihannya. Pola pikir kolektifnya dipuji oleh media internasional dan Spanyol, ketika Real Madrid memecahkan beberapa rekor, termasuk jumlah pencetak gol dan mempertahankan rekor pertahanan liga terbaik mereka dalam 30 tahun, serta 21 pemainnya berhasil masuk daftar pencetak gol selama musim 2019–2020. Pada 27 Mei 2021, Zidane meninggalkan Real Madrid untuk kedua kalinya.

[6]